News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Idul Adha: Merayakan Pengorbanan, Menyemai Keikhlasan Oleh: Letkol (Purn) Firdaus | Jambi

Idul Adha: Merayakan Pengorbanan, Menyemai Keikhlasan Oleh: Letkol (Purn) Firdaus | Jambi


Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillaahil hamd.
Langit pagi diselimuti takbir yang bergema dari berbagai penjuru. Umat Islam berkumpul di lapangan, masjid, dan musala, mengenakan pakaian terbaik, membawa hati yang bersih. Hari ini, kita memperingati Idul Adha, hari raya pengorbanan, hari di mana keteladanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail menjadi mercusuar ketulusan iman dan keikhlasan pengabdian.

Di setiap gema takbir yang mengalun syahdu, tersemat makna agung Idul Adha—hari raya pengorbanan dan keikhlasan. Bukan sekadar penyembelihan hewan kurban, melainkan juga simbol ketundukan jiwa kepada Sang Pencipta, meneladani keagungan Nabi Ibrahim dan keteguhan hati Nabi Ismail AS.

Semoga di hari yang suci ini, setiap helaan napas kurban kita menjadi jembatan yang menghubungkan kita dengan ridha Allah SWT. Semoga pula, semangat berbagi dan kepedulian sosial yang terkandung dalam setiap tetes darah kurban, mampu menumbuhkan kepekaan hati untuk selalu berbagi kebahagiaan dengan sesama, terutama mereka yang membutuhkan.

*Lebih dari Sekadar Menyembelih*

Banyak yang mengira kurban hanyalah ritual tahunan menyembelih hewan. Namun sejatinya, kurban adalah simbol ketaatan mutlak kepada Sang Pencipta. Nabi Ibrahim diperintahkan untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail — sesuatu yang secara logika sangat berat. Namun tanpa ragu, ia patuh. Ismail pun menyerahkan diri dengan penuh keikhlasan. Dan ketika keduanya lulus ujian itu, Allah menggantinya dengan seekor domba dari surga.

Kisah ini bukan dongeng. Ia adalah pelajaran abadi: bahwa iman sejati menuntut pengorbanan, keikhlasan, dan ketundukan total kepada Allah.

*Kurban di Tengah Krisis Kemanusiaan*

Makna kurban hari ini semakin relevan. Dunia tengah diguncang oleh konflik, kesenjangan sosial, dan degradasi moral. Di tengah situasi ini, Idul Adha hadir mengingatkan bahwa pengorbanan bukan hanya soal materi, tapi juga ego, keserakahan, dan ketidakpedulian.

Berbagi daging kurban dengan sesama bukan sekadar berbagi makanan, tapi menyemai harapan. Ia menjadi simbol bahwa dalam Islam, kesejahteraan tidak bersifat individual, tapi kolektif. Kurban yang dibagikan meratakan nikmat Allah, memuliakan fakir miskin, dan mempererat tali ukhuwah.

*Saatnya Mengorbankan Ego*

Kita hidup di zaman di mana ego, prestise, dan ambisi pribadi sering menjadi tuhan-tuhan kecil yang tanpa sadar disembah. Maka Idul Adha datang sebagai wake-up call bagi kita semua: Sudahkah kita mengorbankan ego kita demi kebaikan bersama? Sudahkah kita mengikhlaskan sesuatu demi orang lain?

Sebab kurban sejati adalah ketika kita mampu melepas keterikatan duniawi yang tidak mendekatkan kita pada Allah. Ketika kita bisa berkata, “Ya Allah, tidak ada yang lebih besar dari-Mu. Bahkan hal yang paling aku cintai sekalipun, siap aku lepaskan jika Engkau memerintahkannya.”

*Menjadi Ibrahim di Zaman Kini*

Idul Adha bukan hanya ritual. Ia adalah momen spiritual untuk meniru sifat Nabi Ibrahim: teguh dalam iman, lurus dalam tujuan, dan ikhlas dalam pengorbanan.
Setiap orang bisa menjadi "Ibrahim" dalam kehidupannya masing-masing. Menjadi ayah yang bertanggung jawab, pemimpin yang jujur, tetangga yang peduli, dan manusia yang rela berkorban untuk kebenaran.

Mari jadikan momen Idul Adha ini sebagai refleksi diri, untuk semakin menguatkan iman, menumbuhkan rasa syukur, dan mempererat tali silaturahmi. 

Semoga keberkahan senantiasa melimpahi langkah kita, membersihkan dosa, dan mengabulkan setiap doa yang terpanjatkan.

Selamat Hari Raya Idul Adha 1446 H.

Taqabbalallahu minna wa minkum.

Semoga Allah menerima amal ibadah kita semua. Mohon maaf lahir dan batin atas segala khilaf dan salah.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillaahil hamd.

Tags

BERLANGGANAN BERITA

Dapatkan update berita terbaru langsung ke email Anda!

Posting Komentar