Amalan Menyambut Malam Lailatul Qadar Oleh Abd.Mukti*
![]() |
Abd Mukti |
Salah satu keistimewaan pada Ramadhan adalah adanya malam Lailatul Qadar.
Malam Lailatul Qadar bahkan satu-satunya malam yang secara khusus dijelaskan dalam satu keseluruhan surat, yaitu surat Al-Qadr.
Dalam surat Al-Qadr disebutkan bahwa malam Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan, berarti 83 tahun,masyaAllah.
"Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan," (QS al-Qadr ayat 4-5).
Malam Lailatul Qadar sebagai malam yang diberkahi memiliki tanda-tanda atau ciri khusus yang membedakan dengan malam biasa.
Tidak ada diantara kita yang bisa memastikan keberadaannya diantara malam-malam yang terlewati diantara bulan Ramadhan.
Untuk mendapatkan kemuliaan malam Lailatul Qadar, Nabi Muhammad SAW menyarankan umat muslim untuk terus beribadah di 10 hari terakhir Bulan Ramadhan.
Ini karena Allah SWT tidak memberitahukan kapan tepatnya malam penuh kemuliaan tersebut
Sabda Rasulullah: "Carilah malam lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh terakhir bulan Ramadhan." (HR. Imam Bukhari).
Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata, "Dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersungguh-sungguh di 10 terakhir di bulan Ramadhan lebih dari pada bersungguh-sungguhnya beliau di hari-hari lainnya." (HR. Muslim dan Ahmad).
Juga Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari sahabat 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha bahwasannya "dahulu Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam apabila telah masuk 10 terakhir beliau mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan malam-malamnya dan membangunkan keluarganya." (HR. Bukhari dan Muslim).
Rasulullah SAW juga memerintah Ummul Mukminin Aisyah untuk berdoa di malam-malam itu.
Doa Rasulullah untuk Mendapatkan Lailatul Qadar
عَنْ عَائِشَةَ ، قَالَتْ : قُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا ؟ قَالَ : قُولِي : اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Aisyah berkata, "Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku ketepatan mendapatkan malam lailatul qadar, apa yang harus aku ucapkan?", beliau menjawab: "Ucapkanlah, Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu anna" (Ya Allah, sesungguhnya Engkau maha pemaaf mencintai kemaafan, maka maafkanlah aku)." (HR. Ibnu Majah, yang dishahihkan oleh Al Albani).
Dari hadist tersebut, doa Nabi Muhammad SAW sebagai berikut:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Stidaknya ada tiga amalan untuk mendapatkan Lailatul Qadar yaitu
1.Dzikir
Perintah Zikir ini terdapat dalam beberapa surat, di antaranya adalah Surat Al Araf ayat 205 yang artinya: "Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut) nama Allah dengan zikir yang sebanyak-banyaknya."
Selalai apa pun, dzikir tetap harus dilakukan untuk mendekatkan kita kepada Allah. Dzikir adalah amalan ibadah yang paling mudah dilakukan, kapan pun dan di mana pun.
Begitu pentingnya dzikir, dalam sebuah hadis bahkan disebutkan bahwa orang yang tidak berzikir kepada Tuhannya seperti hidup bersama orang yang mati.
"Perumpamaan orang yang berzikir kepada Tuhannya dengan orang yang tidak berzikir kepada Tuhannya adalah seperti orang yang hidup dengan orang yang mati." (HR. al-Bukhari).
اَللَّهُمَّ اِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni’
Artinya: "Ya Tuhanku, sesungguhnya Engakau Dzat Maha Pengampun, dan menyukai memberikan pengampunan kepada hamban-Nya, maka ampunilah kesalahanku."
2.Tadarus Al Quran
Umat Muslim sangat dianjurkan untuk membaca atau tadarus Al Quran. Tadarus ini salah satu bentuk komunikasi seorang hamba dengan Tuhannya.
Terlebih, 10 malam terakhir merupakan waktu turunnya Al Quran.
Hadis tentang keutamaan membaca Al Quran yang terkenal adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah Ibnu Mas'ud sebagai berikut:
"Abdullah ibn Mas'ud, Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al Quran), maka dia akan mendapat satu kebaikan. Satu kebaikan akan dilipatkan menjadi sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf. Namun, alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf," (HR. At-Tirmidzi).
3.I'tikaf
Dalam menyambut datangnya 10 hari terakhir bulan Ramadhan, umat muslim di sunahkan untuk melakukan iktikaf.
Adapun I'tikaf sendiri adalah berdiam diri di masjid dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Namun, I'tikaf merupakan bukanlah sesuatu yang diwajibkan, melainkan sunah atau boleh tidak dilakukan.
Ini Penjelasannya Hal ini sesuai dengan sabda Nabi SAW:
"Sungguh saya beri'tikaf di di sepuluh hari awal Ramadhan untuk mencari malam kemuliaan, kemudian saya beri'tikaf di sepuluh hari pertengahan Ramadhan, kemudian Jibril mendatangiku dan memberitakan bahwa malam kemuliaan terdapat di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Barangsiapa yang ingin beri’tikaf, hendaklah dia beri'tikaf (untuk mencari malam tersebut)."
4. Tahajjud
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَا فِلَةً لَّكَ ۖ عَسٰۤى اَنْ يَّبْعَـثَكَ رَبُّكَ مَقَا مًا مَّحْمُوْدًا
"Dan pada sebagian malam, lakukanlah sholat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji."
(QS. Al-Isra' 17: Ayat 79).
Walau sudah melakukan shalat taraweh dan witir, kita umat muslim masih boleh atau bahkan dianjurkan untuk shalat Sunnah tahajjud, shalat Sunnah setelah bangun tidur di tengah. Namun kalau sudah shalat witir sudah tidak dianjurkan untuk shalat witir lagi.
Bahkan di waktu sahur, menjelang makan sahur kita sangat dianjurkan untuk memperbanyak istighfar. Wallahu Alam
• Penulis : Pemerhati/Ketua Panti Asuhan Aisyiyah-Muhammadiyah Kuala Tungkal.
Posting Komentar