Mengangkat Ekonomi Masyarakat Tanjabbar Lewat Ekowisata Sukorejo Kampung Kopi Liberika
Salah satunya Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Betara. Wilayah ini dikembangkan menjadi kawasan ekowisata. Pengembangannya melibatkan banyak pihak, mulai dari pemerintah, swasta, perguruan tinggi, pelaku usaha hingga masyarakat.
Kelurahan Mekarjaya mendapat
perhatian khusus, lantaran memiliki potensi yang tidak dimiliki daerah lain. Di
daerah yang dulunya bernama Dusun Sukorejo ini, tumbuh tanaman kopi jenis
liberika. Kopi ini hanya bisa berkembang dengan baik di daerah lahan gambut.
Pengembangan kopi liberika di Mekarjaya dimulai sepuluh tahun silam.
Sejumlah pemuda desa setempat membentuk kelompok sadar wisata (pokdarwis).
Kelompok itu diberi nama Pokdarwis Sukorejo.
“Pokdarwis Sukorejo mendirikan gerai atau warung kopi. Menunya khusus
kopi liberika. Kami ingin Mekarjaya menjadi Kampung Kopi Liberika,” kata Ketua
Pokdarwis Sukorejo, Harihadi.
Sejak tahun 2015, Pokdarwis Sukorejo dengan kopi liberikanya mendapat
perhatian istimewa dari PetroChina. Komoditi kopi liberika dikembangkan mulai
dari produktifitas, kualitas hingga pemasaran.
Langkah Pokdarwis Sukorejo mendapat respon positif dari Pemkab Tanjung
Jabung Barat, hingga pada 30 Oktober 2017, Bupati Tanjung Jabung Barat, H
Safrial MS meresmikan gerai itu.
Gerai Meja (Mekarjaya) menyediakan minuman kopi liberika dalam berbagai
varian, seperti V60, Espresso, Vietnam Drip, Aero Press, Espresso Bon2 dan
Affogato. Ini kedai kopi pertama di Tanjung Jabung Barat yang menyajikan
minuman kopi liberika.
Pengembangan kopi liberika tidak cukup dengan mendirikan gerai saja.
PetroChina bersama Pemkab Tanjung Jabung Barat dan Pokdarwis Sukorejo mulai
berpikir menjadikan Mekarjaya kampung kopi liberika dengan konsep ekowisata.
“Dipersiapkan sejak tahun 2018, kawasan Ekowisata Sukorejo akhirnya
terwujud tahun ini,” ujar Harihadi.
Di Kawasan Ekowisata Sukorejo dibangun delapan spot. Pembangunan semua
spot didukung penuh oleh SKK Migas – PetroChina. Gerai Kopi Meja di KM 23 Jalan
Lintas Kualatungkal – Jambi, merupakan spot utamanya.
Dengan jarak tempuh berkisar dua jam dari pusat ibukota Provinsi Jambi, Harihadi meyakini
Mekarjaya
akan ramai dikunjungi, sehingga bisa memperkenalkan
kopi liberika kepada masyarakat luas serta mengangkat perekonomian warga
setempat.
Harihadi menjelaskan, Gerai
Meja merupakan tempat ngopi liberika paling lengkap. Pengunjung dapat menikmati berbagai varian
kopi liberika yang diolah oleh barista-barista
milenial.
“Pengunjung juga dapat membeli kopi dalam bentuk bubuk (ground coffee), biji (green bean), dan yang sudah disangrai (roasted bean) dari
berbagai kelompok petani kopi. Segelas kopi dijual 13 sampai 15 ribu rupiah,” kata Harihadi.
Gerai semi permanen bernuansa alam itu dibangun
SKK Migas - PetroChina dengan panjang 12 meter dan lebar 6 meter pada
2017 silam. Selain ngopi, pengunjung bisa menyaksikan
kegiatan pemuda dan komunitas kreatif, seperti
pertunjukan musik.
“Pengunjung bisa membeli
oleh-oleh khas Tanjung Jabung Barat dan
kerajinan. PetroChina membantu maksimal, mulai
dari bangunan, peralatan dan pelatihan kepada
kami,” sebut Harihadi.
Kopi liberika Mekarjaya dibudidayakan dan diolah dengan
kualitas terbaik. Salah satu pelaku usahanya M Jamiludin, di Parit Lapis Tomo. Jamiludin memproduksi Kopi Liberika Paristo, singkatan dari nama
daerahnya, Parit Lapis Tomo.
Di lahan dua hektar Jamiludin membuat pusat pembibitan kopi liberika. Dia dibantu ibunya, Sukarti, mengolah kopi pada pasca panen hingga menjadi bubuk. Setiap bulan mereka mampu memanen 50 kilogram kopi.
“Proses pasca panen, termasuk
pengupasan. Kopi dikeringkan menggunakan dome
(kubah) pengering, dan proses penyangraian (roasting). Pengunjung akan kami
beri informasi lengkap,” kata Jamaludin.
Pusat pengolahan kopi lainnya adalah Karya
Pembangunan II milik Murdianto. Bermodal pengalaman puluhan tahun, Murdianto
menangkarkan bibit Kopi Liberika Tungkal Komposit
(Libtukom), varietas turunan kopi liberika asal Tanjung Jabung Barat yang telah
memperoleh Sertifikasi Indikasi Geografis dari Ditjen Hak Kekayaan Intelektual Kemenkumham.
Bibit dihasilkan sudah bersertifikasi
dari Kementerian Pertanian sehingga kualitasnya terjamin. Selain belajar pembibitan kopi liberika,
pengunjung bisa berswafoto dengan latar belakang bibit kopi liberika siap
tanam.
Lalu, ada spot
Kopi Luwak Kembar Alami di Parit Tomo. Warga setempat, Supadi, sudah puluhan
tahun mengembangkan kopi luwak liberika di Betara. Dia siap menceritakan sejarah
Luwak Kembar Alami miliknya.
Kelompok lainnya, Sido Muncul. Kelompok ini membeli buah kopi dari petani dan menyortir buah
berdasar tingkat kematangan dan kualitas, serta diolah dengan berbagai metode, termasuk
natural process dan washed process.
Selanjutnya, ada spot Kelompok Sri Utomo III. Tak hanya kopi, kelompok Badrinsyah ini nyambi menanam jahe merah di sela-sela kebun kopi. Pengunjung menikmati kopi
liberika jahe yang rasanya nikmat dan menghangatkan.
“Pengunjung bisa menaiki rumah pohon. Kami juga membibit tanaman endemik Jambi yang mulai terancam punah,
seperti pulai, bulian, jelutung, medang, rengas, meranti dan lainnya,” kata
Badrinsyah.
Keindahan lainnya, adalah
rangkaian bonsai anting putri karya Pramono di Café
dan Bonsai Tambi Trubus. Di sini ada ada
bonsai beringin taiwan (ficus benjamina taiwan), jeruk kingkit (triphasia
trifolia), kemuning (murraya paniculata), serta asem jawa (tamarindus indica)
yang tertata indah dan bisa dijual dengan
harga bervariasi.
Di era digital dan
kecepatan media sosial, tempat ini
ramai dikunjungi setiap hari, terutama akhir pekan. Haryanto misalnya. Jauh-jauh datang dari
Nipah Panjang, Tanjung Jabung Timur untuk mengisi
waktu bersama keluarganya.
"Penasaran ingin
melihat langsung bonsai anting putri. Ngopi sambil
menyatu dengan alam," kata haryanto yang datang bersama isteri dan anaknya.
Bagi para pecinta seni, terutama seni lukis, SKK Migas – PetroChina
bersama Pokdarwis Ekowisata Sukorejo juga membangun Galeri Lukis dan Taman Tiga
Dimensi Syauqi Art. Galeri ini dikelola oleh seniman setempat, Muhammad Irfani.
Tidak hanya soal kopi liberika. Di tempat ini pengunjung bisa belajar
melukis, memesan sketsa wajah dan menikmati berbagai lukisan tiga dimensi hasil
karya seniman muda Muhammad Irfani.
Irfani tidak hanya memiliki kemampuan melukis, tapi juga kaligrafi.
Hasil karyanya bisa ditemukan di berbagai tempat, termasuk Gerai Meja dan kafe
lainnya.
Di lokasi “Syauqi Art” pengunjung dapat memesan lukisan sketsa wajah
yang hasilnya bisa ditunggu, bermain catur raksasa, berfoto dengan latar
lukisan tiga dimensi, tentunya sambil ngopi.
Maisaroh, isteri Muhammad Irfani mengatakan, hasil karya suaminya
bisa ditemukan di berbagai tempat, termasuk Gerai Meja dan beberapa kafe
lainnya. Hasilnya bisa ditunggu.
Grand launching Ekowisata
Sukorejo dilakukan oleh Bupati Tanjung Jabung Barat, H Safrial MS, secara
virtual, 22 Desember 2020. Acara ini juga dihadiri Vice President HR and
Relations PetroChina International Jabung, Dencio Renato Boele.
Dencio bangga pada para petani kopi liberika dan pelaku usaha lokal di
Ekowisata Sukorejo. Grand launching Ekowisata Sukorejo menandakan pencapaian
besar Pokdarwis Sukorejo. Ekowisata
Sukorejo, Kampung Kopi Liberika ini sebuah mimpi yang menjadi kenyataan.
“Ekowisata Sukorejo dibangun berkat perjuangan dan kerja keras penggiat
pokdarwis di Mekarjaya selama lima tahun terakhir. SKK Migas – PetroChina dan
pemerintah daerah seta para mitra berusaha membantu,” ujar Dencio.
Dencio mengatakan, Mekarjaya adalah daerah utama penghasil kopi liberika
di Jambi. Petaninya telah menjalani usaha ini selama beberapa generasi. Seiring
zaman, para petani kopi dari generasi muda memiliki mimpi mengangkat
potensi-potensi wisata lokal.
“Melihat aspirasi itu, SKK Migas - PetroChina intensif melakukan
berbagai program CSR lima tahun terakhir, untuk memperbaiki kualitas kopi liberika
dan meningkatkan kesejahteraan petani kopi lokal,” ungkap Dencio.
Sepanjang tahun 2015 hingga 2017, PetroChina memfasilitasi berbagai
pelatihan dan pendampingan bagi para petani kopi lokal, seperti penanganan
jamur putih, pengolahan pasca panen, pembuatan pupuk organik, serta manajemen
produk, keuangan dan pemasaran.
“Tujuannya untuk membekali para petani kopi lokal dengan pengetahuan
pengolahan kopi yang modern dan berkelanjutan,” kata Dencio.
Tahun 2018 dan 2019 PetroChina memfasilitasi berbagai pertemuan dan
diskusi terarah dengan berbagai pihak, menggalang dukungan dan mematangkan
rencana pendirian Kampung Kopi Liberika.
Tahun yang sama PetroChina dan Pokdarwis Sukorejo melaksanakan program rintisan
Ekowisata Kopi Liberika Berbasis Komunitas. Penentuan delapan spot ekowisata
dan pemugaran spot-spotnya dilakukan sepenuhnya oleh Pokdarwis Sukorejo didampingi
SKK Migas – PetroChina.
“Setelah melalui berbagai rangkaian persiapan, akhirnya Ekowisata
Sukorejo terwujud. Ini menjadi kebanggaan kita bersama. PetroChina mengapresiasi
seluruh anggota Pokdarwis Sukorejo. Terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah mendukung inisiatif ini,”ujar Dencio.
Kepala SKK Migas
Sumbagsel, Adiyanto Agus Handoyo melalui Kepala Humas Andi Arie Pangeran, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas terwujudnya Ekowisata Sukorejo Kampung Kopi Liberika. Kawasan ini menjadi local hero, sekaligus
inspirasi generasi muda.
“SKK Migas - PetroChina dalam menjalankan kegiatan operasi hulu migas berupaya
meningkatkan UMKM mitra binaan melalui program pelatihan dan pendampingan,”
kata Adiyanto.
SKK Migas melihat banyak hal
positif dan kreatif yang dapat memberi manfaat melalui Ekowisata Sukorejo. Ekowisata
adalah
kombinasi kepentingan industri
kepariwisataan dan para pencinta lingkungan, serta memadukan kreatifitas masyarakat setempat.
Adiyanto percaya pengembangan
ekowisata berbasis kopi liberika menarik banyak pihak yang terlibat dan
mendapat manfaat program serta memberi inspirasi tumbuhnya komunitas
sosial-ekonomi baru.
Menurut Adiyanto, di era pandemi saat ini butuh upaya pemulihan ekonomi dengan merangsang tumbuhnya pelaku usaha. Ini menjadi salah satu pilar program pengembangan
masyarakat di lingkungan hulu migas yang disinergikan dalam musrenbang tingkat
desa hingga kabupaten.
“SKK Migas - PetroChina berharap
program pengembangan masyarakat dioptimalkan untuk disinergikan dengan program musrenbang kabupaten,
mengikuti skala prioritas yang ditetapkan Pemkab Tanjung Jabung Barat,” kata Adiyanto.
Bupati Tanjung Jabung
Barat, H Safrial MS, berterima
kasih dengan program Tanggung Jawab Sosial (TJS) SKK Migas –
PetroChina ini. Bantuan sekaligus pendampingan merupakan unsur
terpenting pengembangan usaha dan mengangkat ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19.
“Ekowisata Sukorejo telah
menjadi kenyataan. Ini branding baru yang diharap memberi daya ungkit bagi pemasaran kopi serta produk
home industri. Saya yakin generasi muda Tanjung Jabung Barat mampu mengembangkan potensi pariwisata daerahnya,” ujar Safrial.
Safrial menegaskan, upaya yang dilakukan SKK Migas – PetroChina ini
mendorong berkembangnya kawasan sentra Kopi Liberika
Tungkal Komposit menjadi ikon baru sebagai Kawasan Ekowisata Terpadu.
“Kawasan Ekowisata Sukorejo tidak hanya menciptakan destinasi wisata
alam saja, tapi yang terpenting menjaga kelestarian alam beserta potensinya,
serta membuka peluang ekonomi bagi para pelaku usaha, perorangan, koperasi
maupun badan usaha di wilayah sekitar,” kata Safrial.
Tertarik berkunjung ke Ekowisata Sukorejo ? Apapun spotnya, kopi liberika minumannya. (fjm/adv)
Sumber Tim FJM
Posting Komentar