News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Inspirasi dari Seragam Sekolah Putih Abu-Abu, Ratnawati SPd Ciptakan Novel (2/habis)

Inspirasi dari Seragam Sekolah Putih Abu-Abu, Ratnawati SPd Ciptakan Novel (2/habis)



 SOSOK RATNAWATI SPd, merupakan putri kesayangan dari ayah alm.H Mahlan Rasyidi dan ibu Hj. Sriwati ini, tidak berniat meninggalkan dunia pendidikan untuk berkonsentrasi pada bidang penulisan buku. Namun karena dia ingin menjalani keduanya secara seimbang, sebab kedua bidang ini memberinya pengkayaan bathin luar biasa yang patut disyukurinya, atas nikmat dan anugerah luhur Ilahi padanya. "Alhamdulillah, semua dijalankan dengan penuh rasa syukur pada Allah," ucap Ratna dengan nada bahagia.

Ibunda dari Rausyah Fikri dan Nadia Raihana ini menilai, bahwa dunia pendidikan adalah ladang pengabdian. Baginya selaku insan yang telah mengenyam bangku perguruan tinggi dengan memilih fakultas yang "melahirkan" figur pendidik melalui disiplin ilmu masing-masing.

"Saya sadar betul menjadi guru adalah ladang pengabdian seumur hidup dan saya bahagia menjadi pendidik, mempersiapkan generasi muda anak bangsa menyambut masa depan mereka yang gilang gemilang guna menjadi pewaris Indonesia tercinta." sebut istri tercinta Muhammad Arif  SPd dengan nada puitis.

Menulis karya fiksi Novel, juga puisi dan prosa bukan pula sekedar hobbi baginya, namun dunia tulis menulis memberi nuansa indah perjalanan imajinasi yang tanpa batas menurutnya adalah "lahan" basah yang harus digarap maksimal, guna menyambut karunia ilmu dari Allah SWT dengan penuh rasa syukur memanfaatkannya dalam menyebarkan informasi kebaikan ke penjuru bumi.

"Kita semua punya potensi, namun jarang yang menyadari jika dalam diri kita terdapat 'kekayaan" luar biasa, yaitu imajinasi yang kita punya, karena perjalanan pengembaraan imajinasi itu tanpa batas, merangkai butir-butir imajinasi yang ditunjang daya nalar yang baik, akan tercipta karya intelektual yang tiada habis," ungkap perempuan kelahiran 14 November ini berfilosofi.

Buku "Ketika Putih Abu-Abu Menjadi Pelangi" menurutnya tercipta dari hasil perjalanan imajinasinya dan interaksi sosial yang terjadi atas dirinya dan para anak didik di sekolah. "Mereka anak-anak didik saya menginspirasi saya menulis karya fiksi ini, walau saya berkutat dengan ilmu eksakta, namun Alhamdulillah daya imajinasi saya berjalan seiring sehingga tercipta para tokoh dalam novel ini adalah anak-anak didik saya, mereka putih abu-abu,  saya gambarkan mereka adalah anak muda remaja yang kuat bermental baja mampu berhadapan dengan tantangan kehidupan yang berat. Namun mereka sukses menjalani kehidupan kelak dengan bekal iman dan taqwa pada Allah Maha Pencipta," tutur perempuan yang berniat menginpaqkan hasil penjualan novelnya untuk pesantren Tahfizh Qur'an milik sahabatnya tercinta.

Berakhir bincang-bincang hangat siang itu, ditandai dengan sesi photo bersama, guna menjadi moment indah tak terlupakan.(Musdalifah Rachim/habis)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Posting Komentar